12 Apr 2014

kind of missing home



kind of missing ones far away from my side, i decided to write a post about the ones that i miss the most. they are my home. mama & papa. i have been living far away from my home for about 2 years, and the 'sangat kangen' feeling still always haunt me most of the time.

mama dan papa.
there are so many things i learn from them. my blood, my character, my attitude, the color of my hair, the shape of my face, the brightness of my skin are things given by them.
 mereka adalah orang tua terhebat, bukan karena mereka siapa dan mereka mempunyai apa, tetapi karena apa yang mereka turunkan pada diriku.

 mama dan papa menikah 20 tahun yang lalu, tahun 1994. setahun kemudian, tahun 1995, aku lahir sebagai anak perempuan pertama dan sebagai cucu pertama dari keluarga pihak mama.

meidinta rinda tania.
when i was child, i often asked my parents what's the meaning of my name
then my father answered ' mei itu karena kamu di lahirkan di bulan mei, dinta artinya anak perempuan yang turun dari surga, rinda itu singkatan nama papa mama, dan tania itu mama dan papa dulu bulan madu di octania,amerika '




before they married, my mom used to own a boyfriend.they through the relationship for over than 10 years! and i don't know the reason why they broke the relationship up. one thing that i know is my grandmother didn't agree with this guy and if they were married then, there would be no me haha. then after that, friend of mother's introduce a cool guy to my mom. after that introduction thingy, they went on a relationship and my grandmother had a chance to meet this cool guy, somehow, my grandparents felt that 'click' feeling after met this cool guy. this cool guy didn't want to waste the time and voila! only for having relationship about 4 months, this cool guy proposed my mother. yap! that cool guy is my father!
In 1994, they were married and a year after that, a beautiful cute baby named dinta was born
having 10 years differences in age seems like no serious thingy for them, they kept going into a harmony.
having 10 years differences in age seems like .... and compliting each other.
as a daughter, i felt that way. sometimes they had a different side of view, they
they were born different and they grew up with different way, different education,  different age. and for this thing, i have to be agree that the differences do complete us.
mamaku dilahirkan di jakarta, besar di jakarta, dan dididik oleh nenek dan datuk ku dengan cara sumatera. waktu kecil mamaku sering di pukul menggunakan rotan oleh datukku jika dia tidak shalat dan mengaji. kata nenek, mamaku termasuk golongan orang yang rajin dan tekun, walaupun pas lulus kuliah ipk nya cuma 2 koma sekian hahaha.
beda lagi papaku, papaku dilahirkan di tanah jawa, besar di jawa tengah, di didik dengan cara jawa. lembut, penuh kesabaran, prihatin, halus, itulah papaku.

mama adalah sarjana ekonomi, sementara papaku adalah sarjana teknik dan ekonomi. mungkin karena faktor itu mama adalah orang yang lebih luwes, gampang bergaul, suka tertawa, ceria.
sementara papa orang yang serius, dan bagi papa pendidikan adalah yang utama.

mereka saling melengkapi,
 kalo urusan agama, mama nomor satu nya. mama selalu kasih 'wejangan' untuk anak-anaknya, mama yang selalu ingetin dan selalu mewantiwanti aku untuk jangan pernah sekalipun meninggalkan shalat apapun kondisinya. mama yang selalu mengingatkan aku untuk jangan putus membaca al-waqiah setiap hari, mama yang selalu menasihatiku untuk puasa senin kamis plus duha jika ingin  berhasil dan di ridhai. aku selalu ingat setiap perbincanganku dengan mama, baik itu ketika di kamar, di mobil, ataupun di cafe sambil menikmati makan bersama. tiap mama telfon dia suka bilang "jangan lupa bla bla bla ya mba...". kalo urusan beli apa apa juga larinya ke mama soalnya papa akan 'accept' permintaan ku kalo sudah ada 'agreement' dari mama hahaha, dari SMP ini selalu menjadi the best way to get something. seperti itulah orangtuaku, mereka memberiku apa apa tidak dengan gampang dan begitu saja, selalu harus ada prinsio "take and give" ketika mereka memberikanku sesuatu. itu adalah pelajaran hidup bagi diriku kalau kita mau mendapatkan sesuatu, kita harus berusaha terlebih dahulu, there is no free lunch.



bedalagi sama papa, untuk papa, pendidikan yang utama. hal yang paling sering terjadi dikeluargaku adalah cekcok tentang masalah liburan. mama, yang hobi nya travelling, terkadang suka merelakan 'waktu sekolah/waktu kuliah' ku untuk liburan, aku, yang terturun olehnya 'darah' travelling itu, tentu saja lebih memilih untuk ikut liburan! sementara papa selalu bilang pendidikan yang utama. dari SD bahkan, untuk bolos sehari saja kalau alasannya bukan sakit, pasti gak boleh sama papa!
papa selalu bilang, "mbak, kamu tuh sekarang waktu nya sekolah dulu. pendidikan itu yang utama, nanti kalau udah kerja  mau jalan jalan kemana saja bisa"
jadi papa dan mama suka punya jalan fikir yang berbeda, tetapi mereka tetap satu, dan akhirnya keputusan yang terbaiklah yang dipilih.

"mbak, kamu tuh sekarang waktu nya sekolah dulu. pendidikan itu yang utama, nanti kalau udah kerja  mau jalan jalan kemana saja bisa" 

kata kata ini juga sering dibilang oleh mbah kakung (kakek) ku kepada papaku selagi papaku masih kecil, papa sering menceritakan ini berulang kali baik ketika kita berada didalam mobil, dikamar, diwaktu kita bersama

" dan ternyata kata kata mbah kakung benar mbak, papa bisa keliling dunia sesudah kerja, dan itu gratis, dibiayai kantor papa, bahkan papa bisa ajak mama kamu kemana mana."

cerita yang sering di ceritakan oleh papaku berkali kali juga ini:

"kamu tau gak mbak? dulu waktu papa kecil, papa pingin banget punya mobil, terus papa suka banget duduk di bawah meja, papa pejamkan mata papa, lalu papa bayangin kalo papa lagi didalam mobil terus papa pura pura nyetir, pake kardus, pura pura ngerem, tau tau nya sekarang bisa punya mobil beneran"

cerita itu mungkin sederhana, tapi papaku menceritakan itu berulang kali dari aku kecil TK, sampe aku kuliah sekarang, papa cerita itu berkali kali, dan aku mulai sadar sekarang atas value nya. cerita sederhana namun maknanya dalam. maksud papaku adalah,
jangan takut untuk bermimpi. bermimpilah. bayangkanlah. usahakanlah, sampai semuanya terwujud dan kamu akan bangga ketika melihat kebelakang.

papa juga selalu mengajarkan

"kalau kamu mau berhasil, kamu harus menjadi orang prihatin dulu. sudah banyak  buktinya"
dan nilai ini benar benar di terapkan papa dalam mendidikku.

lalu waktu kecil aku suka bertanya,
"cita cita papa apa? cita cita papa tercapai gak?"

"tercapai. papa mau jadi insinyur dan bla bla bla.."

"kok papa gak kerja disini aja sih, disini kan bla bla bla"

"nanti kamu tahu sendiri, kalau kebahagiaan itu tidak hanya diukur melalui materi"
dan kata kata itu yang kadang baru bisa aku 'tangkap' setelah aku beranjak dewasa.

intinya, aku sangat beruntung sekali dan bangga mempunyai papa dan mama yang sangat melengkapi, mendukungku, lebih dari cukup, lebih dari baik, lebih dari seru, lebih dari apapun.
 aku menghormati mereka seperti aku menghormati orangtua, berbicara dan bercerita kepada mereka selayaknya teman, dan menyayangi mereka lebih dari apapun didunia ini.




1 komentar:

Balqisa mengatakan...

din sediiihhh... iya emang bedang banget kayak ying yang tapi bisa menyatu huhuhu